“Sang Pemimpi” adalah novel kedua
dari penulis yang bernama Andrea Hirata, yang dimana novel pertamanya adalah
“Laskar Pelangi” pada tahun 2005 silam. Andrea Hirata Seman Said Harun adalah
sastrawan kelahiran belitong, 24 oktober 1967. Andrea hirata menempuh kuliah
dengan jurusan ekonomi di Universitas Indonesia dan mendapat beasiswa untuk
lanjut S2 di Universite de paris, sorbonne, perancis dan Sheffeld Hallam
University, United Kingdom
Novel ini mengisahkan tentang 3
Seorang pemimpi. Setelah tamat SMP, melanjutkan ke SMA. Disinilah perjuangan
dan mimpi ketiga pemberani ini dimulai. Ikal, salah satu dari anggota Laskar
Pelangi, Arai, saudara sepupu Arai yang sudah yatim piatu sejak SD dan tinggal
di rumah Ikal, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Ayah dan Ibu Ikal. Dan
Jimbron, anak angkat seorang pendeta karena yatim piatu juga sejak kecil. Namun
pendeta yang sangat baik dan tidak memaksakan keyakinan Jimbron, malah
mengantarkan Jimbron menjadi muslim yang taat.
Arai dan
Ikal begitu pintar dalam sekolahnya, sednagkan Jimbron, si penggemar kuda ini
biasa-biasa aja. Mimpi mereka sangat tinggi, karena bagi Arai, orang susah
seperti mereka tidak akan berguna tanpa mimpi-mimpi. Mereka berdua mempunyai
mimpi yang tinggi yaitu melanjutkan study ke Sarbonne Perancis.
Setelah
selesai SMA, Ari dan Ikal merantai ke Jawa, Bogor tepatnya. Sedangkan JImbron
lebih memilih untuk menjadi pekerja di ternak kuda di Belitong. Jimbron
menghadiahkan kedua celengan kudanya yang berisi tabungannya selama ini kepada
Ikal dan Arai. Dia yakin kalau Arai dan Ikal sampai di Perancis, maka jiwa
Jimbron pun akan selalu bersama mereka. Berbula-bulan terjebak di Bogor,
mencari pekerjaan untuk bertahan hidup susahnya minta ampun.
Akhirnya setelah banyak pekerjaan tidak cocok ditempuh, Ikal diterima menjadi tukang sortir , dan Arai memutuskan untuk merantau ke Kalimantan. Tahun berikutnya, Ikal memutuskan untuk kuliah di Ekonomi UI. Dan setelah lulus, ada lowongan untuk mendapatkan biasiswa S2 ke Eropa. Beribu-ribu pesaing berhasil ia singkirkan dan akhrinya sampailah pada pertandingan untuk memperebutkan 15 besar.
Tidak
kalah dengan Ikal, proposal risetnya juga begitu luar biasa dan berbakat untuk
menghasilkan teori baru. Akhirnya sampai juga mereka pulang kampung ke belitong.
Dan ketika ada surat datang, mereka berdebar-debar membuka isinya. Pengumuman
penerimaan Beasiswa ke Eropa. Arai begitu sedih karena dia sangat merindukan
kedua orang tuanya. Sangat ingin membuka kabar itu bersama orang yang sangat
dia rindukan. Kegelisahan dimulai.Tidak kuasa mengetahui isi dari surat itu.
Akhirnya
Ikal diterima di Perguruan tinggi, Sarbonne Perancis. Setelah perlahan
mencocokkan dengan surat Arai, inilah jawaban dari mimpi2 mereka. Kedua sang
pemimpi ini diterima di Universitas yang sama. Tapi ini bukan akhir dari
segalanya. Disinilah perjuanagan dari mimpi itu dimulai, dan siap melahirkan
anak-anak mimpi berikutnya
Tidak
sedikit kelebihan-kelebihan yang ada dalam novel ini. Dari segi bahasanya, perwatakan tokohnya. Pada novel ini sangat
banyak menggunakan bahasa-bahasa yang indah dan puitis, serta mengandung makna
makna yang indah untuk disampaikan kepada pembaca. Lalu tokoh yang di ceritakan
tidak terlalu banyak sehingga kita sebagai pembaca bisa fokus terhadap 3 tokoh
utama tersebut. Perwatakan masing-masing tokoh yang sangat menonjol dan
berbeda, seperi Ikal, baik hati, optimis, penyuka rhoma irama, lalu Arai
mempunyai watak pintar, rajin, ambisius, dan jimbron polos, baik, sangat
menyukai kuda serta pak mustar yang sangat amat galak dan tokoh tokoh lainnya.
Novel ini
sebenarnya hampir sempurna, namun kesempurnaan hanya milik sang kuasa sehingga
semua pasti ada kekurangannya atau kelemahannya. Yaitu terlalu banyak bahasa
bahasa indah sehingga cukup sulit untuk memahami alur dari novel ini. Dan alur
novel ini termasuk dalam alur maju mundur, lumayan membingungkan
Novel sang
pemimpi ini sangat menarik untuk dibaca. Karena menceritakan tentang optimisme
pemuda untuk meraih cita-citanya. Banyak kutipan kutipan motivasi untuk kita
agar kita menjadi pemuda yang bermimpi sangat tinggi dan mengejar mimpi-mimpi
tersebut. Terutama pada pemuda-pemuda yang mungkin lelah akan keadaan, dan
butuh motivasi. Mungkin ini salah satu novel untuk pemuda yang sedang menyerah
dalam menggapai cita-citanya karena makna yang tergandung dalam novel ini
sangatlah banyak.
Penulis : M. Dhifan Rizky Wardana / 22