Pandangan Personal Tanpa Membual

 


Identitas Buku

Judul Buku : Gemuruh Petir Sebelum Hujan: Sekumpulan Cerita Inspirasi 

Penulis : Aisyah Tasya Triesahni, Alif Muhammad Ferdiansyah, Alya Farika, Amrita Thirza Aura Apsari, Anandya Daniswara Laksono, Andinia Choir Agustiningrum, Annisa Gafiany Putri, Ayudya Disva Kriswandi, Azzahra Shafa Ghaisani, Celline Syahnia Cinta Wahrihadi, Citra Damai Putri, Devara Avril Ahmad, Dhini Pramudya Safitri, Dianty Yupa Mayangsari, Dodik Prayoga, Elsa Nindya Laksita, Faiz Audadi 

Penerbit : Haura Publishing 

Kota Penerbit : Sukabumi 

Tahun Terbit : 2020 

Tebal Buku : 140 halaman 

ISBN : 978-623-7985-34-1


Pendahuluan

      Terbitnya buku antologi ini berawal dari inisiatif seorang guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 4 Malang yang berkeinginan untuk mempublikasikan karangan cerita inspirasi buah karya siswa-siswinya yang duduk di bangku kelas sembilan dalam menempuh ujian praktik Bahasa Indonesia. Inisiatif tersebut ditanggapi dengan positif oleh siswa-siswinya di kelas 9G, di mana mereka bersedia untuk menindaklanjuti dan menyempurnakan karangan cerita yang telah ditulisnya. 

     Karya siswa-siswi kelas 9G yang berhasil dihimpun melahirkan dua buah buku antologi cerita pendek yang berjudul Gemuruh Petir Sebelum Hujan dan Embun Pagi yang Terinspirasi. Pembagian karya dilakukan berdasarkan urutan presensi, di mana karya siswa-siswi yang bernomor urut 1 – 17 dimasukkan dalam buku Gemuruh Petir Sebelum Hujan dan karya siswa-siswi yang bernomor urut 18 – 34 dimasukkan dalam buku Embun Pagi yang Terinspirasi.

      Pada kesempatan kali ini, saya akan berfokus untuk mengupas isi buku Gemuruh Petir Sebelum Hujan jika ditilik dari segi unsur-unsur intrinsiknya. Di dalam buku ini, terdapat tujuh belas cerita pendek yang mengandung kisah-kisah inspirasi gubahan siswa-siswi kelas 9G SMP Negeri 4 Malang. Berawal dari sebuah keharusan dalam memenuhi nilai ujian praktek Bahasa Indonesia, siswa-siswi tersebut kemudian mendapat sebuah wadah dalam mengeksplorasi kebebasan berimajinasinya untuk dituangkan dalam suatu karya tulis cerita pendek. Selain itu, siswa-siswa tersebut juga mendapatkan kesempatan emas untuk bisa meluncurkan buku antologi perdananya. 

      Sesuai ranah usia mereka, cerita yang dituliskannya pun juga berkaitan erat dengan peristiwa-peristiwa yang kerap dialami oleh seorang anak remaja seumurannya yang tengah mengenyam pendidikan. Meskipun secara garis besar mereka diwajibkan untuk menulis cerita yang mengandung sebuah amanat, siswa-siswi tersebut tak kehilangan akal untuk menuangkan kreativitasnya dalam membuat cerita dengan memasukkan unsur-unsur drama dan ketegangan di dalamnya. 

     Waahh … semakin penasaran bukan dengan isi buku Gemuruh Petir Sebelum Hujan? Simak terus ulasan ini dan pastikan kamu membacanya sampai tuntas untuk mendapatkan informasi yang utuh, ya! 


Isi Resensi

     Seperti yang telah diinformasikan sebelumnya, buku Gemuruh Petir Sebelum Hujan menawarkan tujuh belas judul cerita pendek inspirasi gubahan penulis siswa-siswi SMP yang duduk di bangku kelas sembilan. Di sini, saya akan memberikan sedikit sinopsis dari ketujuh belas judul cerita tersebut secara keseluruhan dan acak sehingga dapat memberikan gambaran untuk kamu yang penasaran dengan cerita-cerita yang ada di dalamnya.

        Kisah inspirasi di awali dengan cerita berjudul Lewat Nada yang Membangkitkan karya Aisyah Tasya Triesahni. Cerita ini mengisahkan tentang seorang siswi yang sempat kehilangan ‘dirinya’ karena suatu permasalahan keluarga dan ia berusaha untuk bangkit dari keterpurukannya setelah mengetahui asal usul dari sekumpulan idola yang kini begitu mendunia.

      Tak jauh berbeda, Aku dan Diriku karya Ayudya Disva Kriswandi juga mengisahkan tentang bagaimana seorang siswi yang kerap dibully teman-temannya termotivasi oleh pesan yang tersimpan di dalam sebuah lagu yang di dengarnya untuk tampil lebih percaya diri.

       Selanjutnya, ada cerita berjudul Proses karya Alya Farika, Kebaikan Membawa Kebaikan karya Devara Avril Ahmad, dan Pengejar Mimpi di Bumi Pertanian karya Dodik Prayoga yang mengisahkan tentang perjuangan seorang siswi dari keluarga kurang berada dalam meraih impian dan cita-citanya, serta Datangnya Pelangi Setelah Hujan karya Dhini Pramudya Safitri yang mengisahkan tentang kegigihan seorang siswi dalam mengikuti lomba menulis, meskipun sempat gagal meraih kemenangan.

    Tak ketinggalan, 2045 Mdpl, Tunggu Aku Ya di Sana karya Amrita Thirza Aura Apsari turut mengisahkan tentang bagaimana suatu keinginan besar seorang siswi dapat menjadi motivasi belajar yang sangat kuat bagi dirinya.

      Sedangkan Di Balik Indahnya Sakura karya Annisa Gafiany Putri mengisahkan tentang seorang gadis yang harus merantau di negara orang karena tengah terjadi suatu konflik di tanah airnya sendiri. Ia mencoba untuk tetap bertahan dan menuntaskan perjuangan hingga di ujung jalan.

      Nasib Beruntung si Bocah Karung karya Anandya Daniswara Laksono dan Keberkahan di Balik Sebuah Karung Bekas karya Celline Syahnia Cinta Wahrihadi sama-sama mengisahkan tentang seorang anak pemulung yang menyadari jika takkan ada yang siasia ketika melakukan suatu kebaikan, sekecil apapun itu, pasti akan membawa manfaat di masa mendatang.

   Selain itu, dihadirkan pula cerita berjudul Haru di Meja Hijau karya Alif Muhammad Ferdiansyah. Cerita ini mengisahkan tentang kebijaksanaan seorang bapak yang meskipun diterpa badai hebat, beliau tetap mau memaafkan biang keladi penyebab munculnya badai tersebut. 

    Menyimpan pesan dalam menjalani kehidupan, Putaran Fana karya Andinia Choir Agustiningrum yang mengisahkan tentang pasang surut kehidupan seorang gadis bersama keluarganya, mendapati jika harta bukanlah sumber kebahagian yang ia inginkan, serta Kesuksesan Membawa Malapetaka karya Citra Damai Putri berhasil mengisahkan tentang bagaimana seseorang yang lupa bersyukur atas kenikmatan yang diberikan Tuhan kepada dirinya, dan Ikhlasnya Hujan Penataran karya Dianty Yupa Mayangsari mengisahkan tentang bagaimana seseorang harus belajar mengikhlaskan sebuah kehilangan.

    Pantai Kami di Zaman Itu karya Azzahra Shafa Ghaisani mengisahkan tentang kekecewaan seorang nenek terhadap perilaku orang yang semena-mena kepada lingkungan alam yang selama ini dirawatnya.

    Tak kalah menarik, Jangan Tinggalkan Aku karya Elsa Nindya Laksita hadir dengan mengisahkan tentang renggangnya hubungan pertemanan antara dua gadis yang disinyalir disebabkan oleh munculnya teman baru di antara mereka. Namun rupanya tak sesederhana itu, ada masalah yang coba disembunyikan oleh salah seorang gadis tersebut hingga pada akhirnya terjadi sebuah peristiwa yang tak pernah mereka duga sebelumnya.

     Sebagai penutup, Harapan Setiap Orang karya Faiz Audadi mengisahkan tentang seorang remaja yang menolong pengemis di dekat rumahnya. Namun ternyata pengemis tersebut adalah sosok yang tak mungkin terpikirkan olehnya.


Keunggulan Buku

    Secara umum, buku ini sangat bagus dalam mewadahi dan menampilkan karya siswa-siswi SMP yang memiliki bakat dan minat dalam bidang kepenulisan. Kemudian buku ini juga dapat menjadi ajang dalam mengasah kemampuan siswa-siswi tersebut, serta menjadi modal awal untuk bisa berkarya lebih banyak lagi ke depannya.

   Selain itu, sesuai yang telah tertera pada judul buku, cerita-cerita pendek di dalamnya mengandung berbagai kisah inspiratif yang sarat akan amanat. Saya rasa, ketujuh belas cerita pendek yang ada telah mampu mengantarkan pesan-pesan yang ingin disampaikan, baik secara tersirat maupun tersurat.

      Tema yang diangkat setiap siswa juga sangat beragam, meskipun beberapa di antaranya ada yang memiliki kemiripan. Mulai dari cerita ringan anak sekolahan hingga kerasnya kehidupan tersaji dalam satu buku antologi garapan siswa-siswi yang masih duduk di bangku SMP. Kisah yang disuguhkan sangat relevan dengan apa yang terjadi di kehidupan sehari-hari, meski tentunya telah dibumbu-bumbui dengan sedikit khayalan.


Kekurangan Buku

     Sayangnya, penulisan tanda baca pada beberapa cerita masih cukup berantakan dan terdapat sejumlah typo yang dapat dilihat dengan jelas. Selain itu, gaya bahasa yang digunakan pada beberapa cerita masih terasa canggung dan sedikit kaku.

    Grafik alur cerita yang dibawakan juga masih terasa agak kasar dengan perjalanan menuju puncak klimaks dan akhir cerita yang terlalu curam. Selanjutnya, penggambaran masingmasing karakter tidak terlalu kuat dan belum memiliki sifat-sifat menonjol yang akan membekas di ingatan para pembacanya.

    Akan tetapi, semua itu masih bisa dimaklumi untuk ukuran seseorang yang terhitung newbie dalam dunia kepenulisan. Kemampuan mereka masih bisa diasah lebih dalam lagi sehingga dapat terus berkembang dan menjadi penulis hebat di masa depan.


Penutup

   Buku antologi ini dapat menjadi salah satu pilihan bacaan di kala senggang ketika tidak ingin membaca tulisan yang terlalu berat. Kisah-kisah yang disajikan cukup ringan dan tak membuat pembacanya harus terlalu banyak berpikir. Saya rasa buku ini dapat dibaca oleh segala kalangan usia, khususnya remaja yang tengah mengenyam pendidikan.


Penulis : Elsa Nindya Laksita/ 14