Menilik Novel Koala Kumal

 


Identitas Buku

Judul buku                   : Koala Kumal

Penulis                         : Raditya Dika

Penerbit                       : Gagas Media

Genre                           : Kumpulan Cerita/ Komedi

Tahun terbit                 : 2015

Jumlah halaman           : 250 halaman

Ukuran buku                : 13 x 20 cm

 

Pendahuluan

Dika Angkasaputra Moerwani atau lebih dikenal dengan Raditya Dika adalah seorang penulis, aktor, sutradara, dan komedian yang lahir pada tanggal 28 Desember 1984. Ia kerap berpartisipasi di acara stand-up comedy dan menjadi salah satu komika berpengaruh di Indonesia. Setiap judul karya tulisan yang dibuatnya selalu mengangkat nama-nama hewan yang kemudian menjadi salah satu ciri khasnya. Beberapa buku yang ia tulis adalah Kambing Jantan: Sebuah Catatan Harian Pelajar Bodoh (2005), Cinta Brontosaurus (2006), Radikus Makankakus: Bukan Binatang Biasa (2007), Babi Ngesot: Datang Tak Diundang Pulang Tak Berkutang (2008), Marmut Merah Jambu (2010), Manusia Setengah Salmon (2011), dan Koala Kumal (2015). Tidak sedikit dari judul yang disebutkan di atas telah diadaptasikan ke dalam sebuah film, dimana ia juga berperan di dalamnya. Tulisan Dika bisa digolongkan sebagai genre baru. Novel Koala Kumal yang akan dibahas kali ini merupakan salah satu novel karya Raditya Dika yang langsung meledak popularitasnya yang berpengaruh pada rating novel Koala Kumal itu sendiri.

 

Isi Resensi

Buku ini berbicara tentang patah hati. Setiap bagian dari buku ini berisi pengalaman patah hati yang berbeda-beda dari sang penulis, Raditya Dika. Semuanya dituangkan dan dikupas habis disini. Patah hati bukan soal cinta saja, namun bisa saja soal persahabatan seperti di bagian “Ada Jangwe di Kepalaku”. Selain itu juga ada bagian “Perempuan Tanpa Nama” yang menceritakan tentang patah hati terhadap orang yang belum kita kenal, sampai di bagian “Patah Hati Terbesar” yang berisi tentang patah hati terhadap orang yang kita sayangi dan kita tahu ia tak akan pernah kembali lagi. Kita pasti merasakan sakit dan trauma saat menyaksikan orang yang kita sayangi sudah pergi untuk selamanya. Bagian ini juga menceritakan bahwa patah hati bisa merubah cara pandang seseorang terhadap cinta untuk seumur hidup.

Selain membahas tentang patah hati, Dika juga membagikan perjalanan karirnya pada masa itu. Salah satunya saat bagaimana dia membuat serial komedi miliknya yang berjudul Malam Minggu Miko, tentang pengalaman seorang cowok jomlo cemen dalam melewati setiap malam minggu. Serial ini awalnya hanya diproduksi oleh Dika dan beberapa temannya yang baru ditayangkan di YouTube saja, baru kemudian diproduksi dan ditayangkan di televisi. Ada juga bagian yang menceritakan tentang salah satu filmnya, Cinta Brontosaurus. Film yang merupakan adaptasi dari bukunya yang berjudul sama.

         Buku ini diberi judul Koala Kumal karena seperti yang ia ceritakan di akhir buku, ada seekor koala yang tinggal di New South Wales, Australia yang berimigrasi dari hutan tempat tinggalnya. Setelah beberapa waktu, sang koala kembali ke hutan tempat tinggalnya itu. Namun selama ia pergi, hutan yang dulu menjadi tempat tinggalnya itu ditebang diratakan dengan tanah. Berubah. Tempat yang dulu menjadi rumahnya itu masih di berada tempat yang sama namun segala sesuatunya tidak sama seperti dulu lagi. Koala kumal itu tidak bisa berbuat apa-apa selain terdiam. Melihat sesuatu yang dulu sangat ia kenali, kini terasa asing. Patah hati yang dialami Dika akibat apa yang dilakukan sang mantan kepadanya membuat Dika berpikir dan sadar kalau ia tidak mau seperti koala kumal yang kembali pulang ke rumah yang dulu nyaman untuknya, namun sekarang sudah tidak sama seperti dulu lagi.

 

Kelebihan Buku

• Terdapat beberapa ilustrasi yang dicantumkan di dalam buku yang menarik dan menambah imajinasi pembaca.

• Selalu terselip humor-humor kecil yang menghibur di dalam penulisannya.

• Banyak pelajaran tentang patah hati yang bisa diambil dari buku ini.

• Gaya bahasa yang digunakan terkesan santai, membuat pembaca seolah diajak bicara dan bercerita langsung oleh penulis.

 Dika bercerita sangat menarik dan detail namun tidak bertele-tele sehingga pembaca dapat berimajinasi dengan baik.

 

Kekurangan Buku

            Ada humor yang terlalu menurut saya agak kurang atau garing, namun kembali lagi ke selera humor masing-masing orang yang berbeda.


Penutup

            Secara keseluruhan, buku ini bagus dan lumayan bermanfaat terutama bagi orang yang baru saja patah hati dan membutuhkan lelucon ringan serta pelajaran untuk diambil. Ada banyak kata-kata motivasi dan penyemangat untuk para pembaca. Buku ini direkomendasikan karena banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik dari sini walaupun ada beberapa bagian yang klimaksnya kurang sehingga membuat greget pembaca. Cerita yang disampaikan termasuk ringan untuk remaja dan begitupun humor yang Dika tuang dalam buku ini. Sang penulis tanpa ragu dan secara blak-blakan menulis apa yang ada di pikiran dan menuangkannya dalam sebuah tulisan, sehingga benar-benar membuat pembaca tertawa tak henti-henti. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga membuat buku ini terkesan santai namun tetap ada pelajaran yang tersampaikan dengan baik kepada pembaca.


Penulis : Hafidza Arfiana Santi / 19