Penulis : Bonaventura Genta
Penerbit : Gagas Media
Tahun Terbit : 2016
Tebal Buku : 122 halaman
ISBN : 978-979-780-803-7
“Keluarga Tak Kasat Mata” adalah novel yang menjadi awal karier Bonaventura Genta dalam dunia tulis menulis. Novel ini diangkat berdasarkan kisah pribadinya saat mengalami berbagai kejadian mistis di kantor tempatnya bekerja. Pada mulanya, Genta memanfaatkan forum diskusi kaskus untuk iseng menulis pengalaman horor yang seringkali ia alami ini. Namun tak disangka keisengan Genta dalam menulis pengalaman mistisnya banyak dibaca dan digemari oleh masyarakat, sehingga Gagas Media berminat untuk membukukan pengalaman Bonaventura Genta dan mengemas ceritanya dalam bentuk novel. Genta mengungkapkan jika buku “Keluarga Tak Kasat Mata” adalah pengalaman hidup yang selama ini tertutup rapat dalam memorinya dengan kurun waktu bertahun-tahun. Karena pengalaman tersebut, hingga saat ini ia memiliki profesi yang masih terkait dengan dunia mistis dan dunia sastra.
Novel “Keluarga Tak Kasat Mata” menceritakan tentang kisah Genta, seorang pekerja paruh waktu yang bekerja di sebuah perusahaan di Yogyakarta. Perusahaan tempat Genta bekerja ini pindah ke sebuah gedung di Jalan Magelang, Yogyakarta karena kontrak gedung lama sudah habis. Kisah dalam novel ini dimulai sejak hari pertama Genta bekerja di gedung baru tersebut. Setelah membereskan ruangan kerjanya, Genta mandi di kamar mandi yang letaknya tidak jauh dari gudang yang sama sekali tidak bisa dibuka, walau menggunakan cara apapun. Saat Genta sedang mandi, lampu tiba-tiba mati sendiri padahal di kantor tidak ada orang lain selain Genta seorang, karyawan lain sedang pergi makan di Burjo. Hawa yang tadinya normal berangsur-angsur menjadi panas. Genta mempercepat mandinya karena tidak tahan dengan hawa panas yang menyelimuti ruangan. Setelah keluar dari kamar mandi, lampu tiba-tiba menyala sendiri. Genta yakin kejadian pertama yang ia alami ini merupakan kejadian janggal, namun ia tetap mencoba berpikiran positif.
Tak disangka, karyawan lain juga mengalami gangguan di hari pertama bekerja di gedung ini. MP3 yang tiba-tiba memutar lagu Lingsir Wengi padahal tidak ada di playlist, suara perempuan ketawa jelas di telinga padahal pada saat itu sama sekali tidak ada perempuan, rambut panjang yang menjulur di celah ventilasi kamar mandi, hingga yang paling menyeramkan adalah mereka semua melihat penampakan nenek berwajah pucat dan mengenakan mukena yang berdiri di dapur. Mas Rudi, salah satu karyawan yang memiliki kemampuan dalam hal mistis, mengungkapkan jika di gedung tempat mereka bekerja saat ini memiliki banyak penunggu, sehingga karyawan dilarang keras untuk berbuat sesuatu yang mengganggu penghuni karena mereka tak segan untuk melakukan kontak fisik jika sudah murka. Mas Rudi juga mengungkapkan jika ada satu makhluk halus yang memiliki energi paling kuat dan bisa disebut raja dari semua makhluk halus yang ada di gedung tersebut. Posisi raja itu ada di gudang belakang, tepat berada di dekat ruang kerja Genta.
Gangguan-gangguan mistis hampir terjadi setiap hari. Jika diukur menggunakan skala level, gangguan di tempat ini sudah berlevel kronis. Rasa ingin tahu Genta akan rahasia dibalik seramnya kantor ini semakin memuncak. Karena rasa penasarannya, Genta bertemu dengan Langgeng, Om Hao, dan Mbah KJ yang memiliki ketertarikan akan bangunan tempat Genta bekerja. Langgeng mengaku sebagai manusia gaib yang datang dari ribuan tahun lalu dan ia saat ini tinggal di bangunan kantor tempat kerja Genta. Ia yang akan membantu Genta beserta tiga orang ini untuk mengusut sejarah kelam bangunan tersebut. Kemampuan yang Om Hao miliki mampu membuat Genta melintasi ruang waktu, tepatnya tahun 1950.
Perjalanan melintasi waktu membuat Genta menemukan fakta bahwa bangunan kantornya dulu merupakan rumah mewah yang ditempati oleh sebuah keluarga. Usut punya usut, ternyata bapak di keluarga ini mendapat kekayaan dari hasil pesugihan, yaitu hasil perjanjian dengan jin untuk mendapatkan harta dengan beberapa aturan tertentu. Dalam novel ini, jin yang membantu bapak mendapat harta kekayaannya adalah Langgeng. Hanya bapak yang menikmati harta hasil pesugihan, tidak dengan ibu, anak-anaknya, serta asisten rumah tangga mereka. Harta membuat bapak lupa dengan kesepakatan antara dirinya dengan Langgeng sehingga membuat Langgeng merasa terkhianati. Langgeng pun murka dan menuntut apa yang sudah dijanjikan oleh bapak, sehingga satu persatu anggota keluarga pun mati, hanya tersisa bapak dan rasa penyesalannya. Keinginan bapak menjadi kaya raya membuat ia mendapat musibah besar dan ia sadar tidak ada kekayaan yang bisa didapat secara instan. Setelah kejadian ini, Langgeng berubah wujud menjadi sosok kera raksasa yang tinggal di gudang bangunan ini dan asisten rumah tangga menjadi sosok nenek yang sering menampakkan diri di dapur.
Kisah yang diangkat oleh novel “Keluarga Tak Kasat Mata” ini sangat menarik, yaitu tentang bangunan kantor megah yang tanpa disangka dahulunya memiliki kisah kelam sebuah keluarga. Alur cerita yang ditulis runtut dan tidak membingungkan. Di awal cerita, muncul banyak pertanyaan baik dari asal usul bangunannya, sosok yang menampakkan diri, serta gudang belakang yang katanya menyimpan energi kuat. Suasana yang dibangun oleh Bonaventura Genta dalam novel ini cukup membuat pembaca merinding dan ikut terlibat dalam narasi peristiwa yang ditulis, terlebih ketika sedang membaca sendirian. Apalagi mengingat jika kisahnya adalah kisah nyata, karena pada novel tersebut juga diperingatkan jika ketika kita membaca, akan banyak sosok-sosok yang muncul di sekitar kita. Pesan yang disampaikan dari buku ini juga bermanfaat, yaitu tidak ada kekayaan yang bisa didapat secara instan, semua membutuhkan kerja keras. Dan jangan sekali-kali membuat perjanjian dengan jin, karena pasti nantinya manusia sendiri yang akan sengsara menuruti kemauan jin tersebut.
Namun ada beberapa penulisan kata di novel ini yang typo dan ada beberapa tanda baca titik koma yang tidak ada pada kalimat yang seharusnya harus memiliki tanda baca. Bagian penutup yang menceritakan perjalanan Genta melintasi waktu dan dimensi yang berbeda hampir seperti cerita fiksi dan sulit dicerna oleh akal manusia. Namun percaya atau tidaknya, tergantung kepercayaan dan pemikiran setiap individu, tidak bisa dipukul rata.
Secara keseluruhan, novel “Keluarga Tak Kasat Mata” merupakan novel yang bagus dan sangat menarik untuk dibaca, terutama untuk pecinta horor. Novel ini memiliki cerita yang unik dan setiap peristiwa yang terjadi bisa terngiang di kepala pembaca. Tidak seperti kisah horor lain yang klise dan hanya sekedar cerita tanpa mengandung pesan, novel ini memiliki pesan kepada pembaca supaya jangan sekalipun tertarik dengan pesugihan atau perjanjian lainnya dengan jin, karena sejatinya jin selalu menyesatkan manusia. Novel ini cocok dibaca oleh semua kalangan masyarakat dan bisa dibaca ketika sedang menikmati waktu bersantai.
Penulis : Danella Citra Aldarena/ 10