"Belajar Menerima Pemberian Tuhan"

 


Identitas Karya

Judul                      :  Indigo Stories

Pengarang              :  Hanamizuki Mega

Penerbit                  :  PT Bumi Semestas Media, Jakarta Selatan

Jumlah Halaman    :  486

Tahun Terbit          :  2015


Orientasi

        Novel berjudul Indigo Stories, yang dikarang oleh Hanamizuku Mega. Menceritakan seorang anak kecil bernama Agni Frieska Sumendra yang biasa dipanggil Agni. Usia Agni masih lima tahun, diusia itu untuk pertama kalinya Agni bias melihat hal yang tidak bias orang lain lihat. Agni adalah anak yang hiperaktif selalu berlari kesana kemari melakukan hal yang membuatnya senang meskipun berbahaya. Sampai suatu hari, Agni menaiki tangga yang didalam rumahnya.

        Tangga yang dinaiki Agni menghubungkannya kesebuah loteng dirumahnya. Hal itu membuat pertama kali Agni dapat melihat makhluk halus. Mulai saat itu Agni sering melihat hal-hal yang tidak dapat orang lain lihat. Agni melihat berbagai macam makhluk halus ada pocong, kuntilanak, hingga hantu besar yang sering ia lihat disekolahnya. Agni mulai sering sendiri saat ia memasuki masa SMP.

        Agni sering dikira anak yang aneh dengan teman-temannya. Hingga Agni selalu menjadi anak yang sering di bully disekolahnya. Agni memang mempunyai teman, tapi itu pun dapat dihitung dengan jari. Agni sering sekali diajak gabung untuk masuk ke tim yang menurut Agni itu adalah tim aneh. Tim itu sering mengajaknya untuk mencari hantu-hantu yang ada disekolah. Agni juga sering melakukan astral project.


Sinopsis

        Agni adalah seorang anak kecil yang berumur lima tahun. Suatu hari Agni menaiki tangga didalam rumahnya, tangga itu menghubungkannya kedalam loteng penyimpanan barang. Sesampainya diatas, Agni menemukan boneka Teletubbies. Namun beberapa menit kemudian, ada seorang anak laki-laki yang duduk di sampingnya. Hingga beberapa saat kemudian Agni di panggil ibunya. Saat di bawah Agni dimarah oleh ibunya karena Agni dilarang naik keatas.

        Keesokan harinya Agni menaiki tangga itu lagi dan mendapati anak yan kemarin bermain bersamanya. Wajahnya datar tanpa ekspresi, Agni mengajaknya bermain lagi. Anak itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan suara, kemudian ibu Agni  naik tangga dan mendapati Agni yang sedang bermain sendiri. Agni menjuk kearah anak laki-laki itu, namun anak itu sudah tidak ada. Mata ibunya terbeletak melihat Agni menunjuk kearah yang tidak ada orang. Ibunya langsung mengajak Agni turun sambil membaca istigfar. Hingga malam Agni tidak sengaja mendengar percakapn kedua orang tuanya, agni langsung berlari menuju loteng. Agni takut temannya terkunci diloteng selamanya.

        Agni menarik tangan anak itu, tapi tiba-tiba lampu diloteng mati. Hingga Agni melihat ada seorang wanita berambut panjang yang aneh dibelakang anak laki-laki itu. Agni melihat dengan jelas, saat Agni ingin menggapai bocah lelaki tersebut.  Dengan panki Agni melempar Teletubbies lalu menuruni tangga. Semenjak kejadian di loteng itu Agni bisa melihat makhluk halus. Beberapa tahun kemudian Agni sekolah, pelajaran olahraga telah usai. Saatnya seluruh murid pulang kerumah, sedangkan Agni masih di toilet wanita.

        Agni menarik tangan anak itu, tapi tiba-tiba lampu diloteng mati. Hingga Agni melihat ada seorang wanita berambut panjang yang aneh dibelakang anak laki-laki itu. Agni melihat dengan jelas, saat Agni ingin menggapai bocah lelaki tersebut.  Dengan panki Agni melempar Teletubbies lalu menuruni tangga. Semenjak kejadian di loteng itu Agni bisa melihat makhluk halus. Beberapa tahun kemudian Agni sekolah, pelajaran olahraga telah usai. Saatnya seluruh murid pulang kerumah, sedangkan Agni masih di toilet wanita.

        Saat Agni kembali kekelas Agni diajak untuk mengikuti jurit malam. Pada jam tujuh malam Agni berdiri didepan gerbang sekolah yang sepi. Mereka berkupul lalu naik ke lantai tiga. Mereka melakukan jurit malam diganggu dengan banyak makhluk lain. Tepat jam delapan malam semua murid berkumpul dilapangan dan segera pulang, karena semakin malam, semakin banyak makhluk yang keluar. Keesokan paginya banyak siswa siswi yang rebut membicarakan jurit malam. Agni semakin di bully karena dapat melihat hal-hal aneh. Awalnya saat masuk SD Agni adalah murid periang, suka bergaul dan senang mengobrol. Namun semenjak masuk SMP Agni lebih suka menyendiri.

        Makin lama Agni menjadi pribadi yang diam, hingga membuat tetangga selalu bergosip tentangnya. Agni memiliki sifat yang cuek, tak peduli dengan omongan orang. Agni sering mendapatkan mimpi aneh, mimpi itu terkadang teka teki kecil baginya. Agni sering juga melakukan Astral Project, Agni melihat banyak makhluk halus, tak hanya kunti, anak kecil dan pocong juga ada. Agni juga pernah merasakan pergi ketempat yang belum didatangnya. Percaya atau tidak tapi Agni memang pernah merasakan kejadian kejadian seperti itu. Cukup aneh dan terlihat gila. Tapi memang ini kenyataannya.


Evaluasi

        Novel karya Hanamizuki Mega ini di buat dengan Bahasa yang mudah di pahami. Novel ini sangat menarik untuk di baca banyak kejadian kejadian yang mungkin aneh tapi itu semua nyata. Namun terdapat kekurangan juga pada novel ini, yaitu kurangnya penjelas akhir cerita yang membuat cerita itu sudah selesai.


Rekomendasi

        Kelayakan/ referensi dari novel ini lebih pantas dibaca untuk orang dewasa atau anak remaja, karena cerita ini mengandung unsur kedewasaan yang tidak pantas dibaca untuk anak-anak.


Penulis : Prita Crisninda Sukemi/ 27